PERBEDAAN
TEKANAN FLUIDA PADA KEDUA DAERAH INLET
UTS
– CFD
Seperti pada posting
sebelum nya mengenai analisis persamaan
konservasi momentum dari aliran fluida, kali ini saya
mencoba untuk mensimulasikan hukum konservasi tersebut pada aliran fluida di
antara 2 plat parallel.
skema soal
Kasus yang coba
diangkat disini adalah seperti yang terdapat pada soal
UTS-CFD nomor 2e, dimana terdapat perbedaan tekanan fluida
di antara 2 ujung-ujun inlet. Berikut adalah kondisi yang diberikan pada soal :
Kondisi
1 :
diberikan
perbedaan tekanan pada kedua inlet sebesar p1 = 2 bar (200000 bar);
p2 = 1 bar (100000 Pa)
Kondisi
2 :
pada
inlet 1, diberikan kecepatan aliran dalam arah-U sebesar u1 = 0.4
m/s, sedangkan pada inlet 2 diberikan tekanan sebesar p2 = 3 bar
Proses simulasi
dilakukan dengan menggunakan CFDSOF.
Langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut :
1.
domain
membuat
domain dua dimensi dengan panjang L = 1m,
tinggi H = 0,1 m. Pada arah-I
jumlah cell yang diberikan sebanyak 50 cell, sedangkan pada arah-J jumlah cell
sebanyak 30 cell.
2.
atur
cell
cell
diatur sedemikian sehingga domain memiliki dua buah inlet pada kedua ujung nya,
seperti gambar berikut.
3.
kondisi
sempadan 1
untuk
kasus dengan kondisi 1, sempadan yang di berikan adalah perbedaan tekanan pada
kedua ujung inlet, dimana pada inlet-1 diberikan tekanan sebesar 2 bar (200000
Pa), sedangkan pada inlet-2 diberikan tekanan sebesar 1 bar (100000 Pa).
sempadan
inlet-1
sempadan
inlet-2
4.
konstanta
fisikal
fluida
yang mengalir di antara kedua plat datar pada persoalan ini memiliki properti konstanta
fisikal dengan densitas ρ = 1 kg/m3,
viskositas μ = 1 kg/m.s
penentuan
densitas
penentuan
viskositas
5.
bangun
grid
pengaturan
cell ditentukan berdasarkan pertimbangan grid dependeny, sehingga kerapatan grid
dalam domain tersebut dibuat berbeda pada beberapa segmen. Pada bagian dekat
dengan lapisan batas dan pada kedua ujung inlet-1 dan inlet-2 dibuat grid
dengan kerapatan yang lebih besar agar tingkat ketelitian pada daerah tersebut
cukup baik, selain itu daerah-daerah tersebut juga merupakan daerah pengamatan
yang cukup penting untuk dianalisis.
bentuk
grid awal
bangun
grid dalam arah-x
modifikasi
segmen arah-x
bangun
grid arah-y
modifikasi
segmen arah-y
bentuk
grid akhir
6.
iterasi
melakukan
perhitungan untuk kondisi yang telah diberikan (kondisi 1)
residu
proses iterasi – kondisi 1
7.
hasil
untuk kondisi 1
berikut
adalah hasil simulasi yang didapat pada kondisi 1.
kontur
kecepatan (m/s)
profile
kecepatan
vektor
kecepatan (m/s) dengan skala perbesaran 3
kecepatan
pada posisi I = 2, 5, 45, dan 48
kontur
tekanan statik (Pa)
tabel
tekanan statik (Pa) pada tiap cell
kontur
tekanan absolute (Pa)
tekanan
statik pada posisi I = 2, 5, 25, 45, dan 48
8.
kondisi
sempadan 2
setelah
hasil dari simulasi untuk kondisi 1 didapat, selanjutnya kita akan kembali
mensimulasikan kasus ini dengan kondisi 2 seperti yang ditentukan sebelum nya,
dimana pada inlet-1 diberikan kecepatan sebesar 0,4 m/s, sedangkan pada inlet-2
diberikan tekanan sebesar 3 bar (300000 Pa).
sempadan
inlet-1
sempadan
inlet-2
9.
iterasi
perhitungan
kembali dilakukan dengan nilai sempadan yang telah berubah dari kondisi 1
menjadi kondisi 2. Proses iterasi dilakukan dengan cara seperti pada poin no. 6
residu
proses iterasi – kondisi 2
10.
hasil
untuk kondisi 2
berikut
adalah hasil simulasi yang didapat pada kondisi 1.
vektor kecepatan (m/s) dengan skala perbesaran 3
kontur
tekanan statik (Pa)
0 comments:
Post a Comment